Tuesday, November 27, 2012

Feature ( Entrepreneurship )


Kata “Beri Mereka Makan” Menginspirasiku

Di tengah maraknya persaingan akibat globalisasi, bangsa Indonesia masih dalam posisi “bersiap” untuk ikut meramaikannya. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan sebelum menuju pada era perluasan kapitalis dunia tersebut. Salah satunya adalah masalah pengangguran yang tiap tahun makin bertambah seiring semakin banyaknya lulusan sarjana yang susah untuk langsung mendapatkan kerja. Meski ada sebagian yang bisa mendapat pekerjaan, namun tidak sedikit yang diupah kecil dibawah Upah Minimum yang ditetapkan pemerintah. Alhasil modal yang dikeluarkan untuk membiayai kuliah selama ini dirasa tidak  tertutupi dengan penghasilan yang hanya segitu.

Andreas Nawawi dan Istri
Bekerja tidak lagi menjadi hal utama bagi sebagian lulusan sarjana. Banyak juga yang memilih untuk membuka usaha sendiri daripada harus bekerja dengan orang lain dengan gaji yang kecil. Prinsip ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatan wirausaha di Indonesia. Hal ini untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan negara-negara maju yang memiliki banyak entrepreneur sebagai pendongkrak perekonomian negara. Sesuai dengan standar ideal negara maju, dimana terdapat minimal 2% pengusaha dari jumlah populasi dan bangsa kita baru memiliki sekitar 1,56%. Bandingkan dengan negara Cina dan Jepang yang mempunyai aset wirausaha mencapai 10%, bahkan Amerika Serikat memiliki 12 % pelaku bisnis di negara mereka.

Untuk menunjang dan mencapai target tersebut, pemerintah telah banyak mengeluarkan kebijakan seperti program pemodalan usaha kecil dan menengah. Tidak hanya pemerintah, sektor riil juga turut mengambil bagian untuk menciptakan banyak pengusaha-pengusaha muda. Seperti memberikan pelatihan, peminjaman modal dan kepercayaan dalam mengelola suata usaha atau bisnis.

Andreas Nawawi merupakan satu dari banyaknya pengusaha besar di Indonesia yang terpanggil untuk memenuhi target pemerintah itu. Beliau mempunyai suatu program kepelatihan entrepreneur bernama Nurkhazanah yang berasal dari kata nur dan khazanah. Nur berarti cahaya atau sinar dan khazanah memiliki arti kumpulan barang-barang. Jadi nurkhazanah adalah kumpulan barang-barang yang bercahaya. Dengan filosofi inilah, beliau berharap anak-anak hasil didikannya dapat menjadi penerang bagi bangsa Indonesia.

Andreas Nawawi yang lahir di Bandung, 55 tahun yang lalu adalah sosok yang sangat cinta Indonesia. Panggilannya pertama kali untuk menciptakan komunitas Nurkhazanah berasal dari kutipan ayat kitab suci yang dibacanya. Kata “ memberi mereka makan “ yang dia baca pada kitab Matius seperti mendorong dirinya untuk berbuat sesuatu bagi orang-orang di sekelilingnya. “ Pada saat saya mendengar kata “beri mereka makan” saya merasa terpanggil dan saya harus melakukannya. Saya tahu kalau Tuhan sedang menuntun saya untuk berbuat sesuatu kepada bangsa ini. ”, ungkap pria yang memiliki 3 orang anak perempuan.

Saat ini program Nurkhazanah  telah memasuki angkatan ke-4 dan dari tiga angkatan sebelumnya, telah berhasil menelurkan setengah dari jumlah pesertanya untuk menjadi entrepreneur. “ Ada yang membuka kursus les, ada yang punya rumah produksi dan ada juga yang merintis di bidang properti. Di Australia juga ada, saat ini sedang merintis dan mulai membuahkan hasilnya. “, ujar pria yang juga menjabat sebagai Penatua di Gereja Kristen Perjanjian Baru Masa Depan Cerah Jakarta.

Pria yang bernama lengkap Andreas Budianto Nawawi percaya bahwa saat ini sudah saatnya anak-anak muda harus mempunyai visi untuk memberi pekerjaan bagi orang-orang bukannya malah ikutan merebut pekerjaan. “ Anak-anak muda yang baru lulus kuliah itu harus bisa memberikan lapangan pekerjaan, bukannya malah berebutan pekerjaan karena porsi lapangan pekerjaan sudah sangat kecil ! “, kata beliau dengan nada yang tegas.

Karena visi itulah, penyuka olahraga bersepeda ini merasakan bahwa dia harus bisa membimbing para orang muda untuk menjadi pengusaha. Baginya menjadi figur seorang ayah adalah cara terbaik untuk mengajari mereka. Beliau bercerita, “ Saya tahu perasaan seorang anak tanpa adanya seorang ayah yang membimbingnya, karena saya besar tanpa ayah saya. Makanya saya ingin menjadi sosok ayah yang bisa mengajarkan mereka untuk berwirausaha. Mungkin sebagian dari mereka masih punya ayah, tapi tidak semua ayah mampu dan tahu cara mendidik anaknya untuk menjadi seorang entrepreneur.“. Beliau menegaskan,“ Figur seorang ayah sangatlah penting ! “.

Karir mantan petinggi PT. Lippo Karawaci dan PT. Sentul City ini sebagai seorang pengusaha juga tidak serta merta langsung meningkat, namun tetap ada prosesnya untuk mencapai sebuah kesuksesan. “ Makanya saya gak pernah setuju sama para motivator yang mengajarkan tentang prinsip yang instan untuk mencapai sebuah kesuksesan. Tidak ada namanya kesuksesan jika tidak melalui proses. “, ujar pria berpostur tinggi tegap itu. Beliau masih menambahkan, “ Kalau hari ini mengatakan bisa dan besok langsung sukses itu adalah pembohongan ! Tidak ada itu ! Kalau memang betul apa yang mereka katakan, mengapa tidak mereka coba saja sendiri buka usaha, property, showroom, dsb. Kalau mereka berhasil baru saya akui mereka benar ! “, tegas pria tersebut.

Pemilik 2 buah rumah sakit dan sebuah usaha properti ini, mengingatkan pada setiap orang muda yang ingin memulai bisnis untuk menghilangkan budaya “instan” dan yang terpenting adalah mengatasi keraguan dalam diri sendiri. “ Musuh terbesar kita adalah diri sendiri. Seorang pemanah bernama Jack Paul pernah berkata, “ setiap kali aku mau membidikan anak panah musuh tebesarku selalu mengatakan “ Jangan! “. Satu kali aku bertemu dengannya, kubuka cadarnya dan kulihat wajahku sendiri ! “. “,  cerita pria yang juga menekuni dunia fotografi.

Anak pertama beliau, Veronica mengatakan bahwa dia dan keluarga sangat mendukung apa yang dilakukan oleh papanya. “ Aku tahu isi hatinya papa, setiap hari dia selalu menangis buat Indonesia. Jadi aku pribadi selalu mendukung apa yang papa lakukan. “, ungkap wanita yang berparas cantik dan berkulit putih ini. Bagi dia juga, sosok papanya adalah inspirasi dan tokoh yang sangat dia kagumi.

Sejalan dengan Ika ( panggilan akrab Veronica ), sang suami yang juga menantu pertama dari Andreas, Audy mengungkapkan bagaimana mertuanya itu menjadi tokoh utama di dalam perjalanan karirnya. “ Papa sangat membantu aku mencapai apa yang aku punya saat ini. Dialah orang yang selalu mengajariku untuk menjadi seorang entrepreneur, beliau sangat menginspirasi saya. “, ungkap pria berkacamata itu.

Sosok Andreas Nawawi juga menginspirasi seorang pemuda bernama Martin. Pemuda berumur 25 tahun ini adalah lulusan pertama program nurkhazanah. “ Om Andreas itu orang yang punya visi yang besar dan sangat cinta Indonesia. Saya banyak belajar dari beliau tentang menjadi seorang pengusaha yang besar dan tetap memiliki hati yang cinta akan bangsanya. “, kata pria berdarah Batak ini.

Terakhir, Andreas menambahkan bahwa untuk mempertahankan kesuksesan dan menggapai yang lebih tinggi, kita harus tetap rendah hati dan memiliki fondasi yang kuat. “ Ibarat tumbuhan, biarkanlah pohonnya tumbuh hanya semeter, tapi akarnya itu menjulur panjang ke bawah maka dapat dipastikan tumbuhan ini lebih kokoh daripada tumbuhan yang pohonnya tinggi menjulang tetapi akarnya pendek. “, kata pria tersebut menambahi. Andreas Nawawi yang memiliki moto “ Better me for Better Indonesia “ mengakhiri dengan berkelakar, “ ngapain kita ngomong gede tentang siapa kita dan apa usaha kita. Kecil-kecil saja omongannya yang penting duit yang masuk besar. Ha.. ha.. ha.. “.
http://andreasnawawi.blogspot.com/ )

3 comments:

Andreas Nawawi said...

Thanks Ki

Unknown said...

P andreas, dimana kita bisa join an, utk ikut dlm " nur khazanah" dan kapan pertemuan nya diadakan? Spy bisa ditraining sebagai enterpreuner muda , thanks gbu

Unknown said...

sangat menginspirasi...tq pak Andreas
























































Forza Juve

Forza Juve
gonna wear this after 2-0 result againsted Milan