Kata
“Beri Mereka Makan” Menginspirasiku
Di
tengah maraknya persaingan akibat globalisasi, bangsa Indonesia masih dalam
posisi “bersiap” untuk ikut meramaikannya. Masih banyak pekerjaan rumah yang
harus dibereskan sebelum menuju pada era perluasan kapitalis dunia tersebut.
Salah satunya adalah masalah pengangguran yang tiap tahun makin bertambah
seiring semakin banyaknya lulusan sarjana yang susah untuk langsung mendapatkan
kerja. Meski ada sebagian yang bisa mendapat pekerjaan, namun tidak sedikit
yang diupah kecil dibawah Upah Minimum yang ditetapkan pemerintah. Alhasil
modal yang dikeluarkan untuk membiayai kuliah selama ini dirasa tidak tertutupi dengan penghasilan yang hanya
segitu.
Andreas Nawawi dan Istri |
Untuk
menunjang dan mencapai target tersebut, pemerintah telah banyak mengeluarkan
kebijakan seperti program pemodalan usaha kecil dan menengah. Tidak hanya
pemerintah, sektor riil juga turut mengambil bagian untuk menciptakan banyak
pengusaha-pengusaha muda. Seperti memberikan pelatihan, peminjaman modal dan
kepercayaan dalam mengelola suata usaha atau bisnis.
Andreas
Nawawi merupakan satu dari banyaknya pengusaha besar di Indonesia yang
terpanggil untuk memenuhi target pemerintah itu. Beliau mempunyai suatu program
kepelatihan entrepreneur bernama Nurkhazanah
yang berasal dari kata nur dan khazanah. Nur berarti cahaya atau sinar dan khazanah
memiliki arti kumpulan barang-barang. Jadi nurkhazanah adalah kumpulan barang-barang yang bercahaya. Dengan filosofi
inilah, beliau berharap anak-anak hasil didikannya dapat menjadi penerang bagi
bangsa Indonesia.
Andreas
Nawawi yang lahir di Bandung, 55 tahun yang lalu adalah sosok yang sangat cinta
Indonesia. Panggilannya pertama kali untuk menciptakan komunitas Nurkhazanah
berasal dari kutipan ayat kitab suci yang dibacanya. Kata “ memberi mereka
makan “ yang dia baca pada kitab Matius seperti mendorong dirinya untuk berbuat
sesuatu bagi orang-orang di sekelilingnya. “ Pada saat saya mendengar kata
“beri mereka makan” saya merasa terpanggil dan saya harus melakukannya. Saya
tahu kalau Tuhan sedang menuntun saya untuk berbuat sesuatu kepada bangsa ini.
”, ungkap pria yang memiliki 3 orang anak perempuan.
Saat
ini program Nurkhazanah telah memasuki angkatan ke-4 dan dari tiga
angkatan sebelumnya, telah berhasil menelurkan setengah dari jumlah pesertanya
untuk menjadi entrepreneur. “ Ada
yang membuka kursus les, ada yang punya rumah produksi dan ada juga yang
merintis di bidang properti. Di Australia juga ada, saat ini sedang merintis
dan mulai membuahkan hasilnya. “, ujar pria yang juga menjabat sebagai Penatua
di Gereja Kristen Perjanjian Baru Masa Depan Cerah Jakarta.
Pria
yang bernama lengkap Andreas Budianto Nawawi percaya bahwa saat ini sudah
saatnya anak-anak muda harus mempunyai visi untuk memberi pekerjaan bagi
orang-orang bukannya malah ikutan merebut pekerjaan. “ Anak-anak muda yang baru
lulus kuliah itu harus bisa memberikan lapangan pekerjaan, bukannya malah berebutan
pekerjaan karena porsi lapangan pekerjaan sudah sangat kecil ! “, kata beliau
dengan nada yang tegas.
Karena
visi itulah, penyuka olahraga bersepeda ini merasakan bahwa dia harus bisa
membimbing para orang muda untuk menjadi pengusaha. Baginya menjadi figur
seorang ayah adalah cara terbaik untuk mengajari mereka. Beliau bercerita, “
Saya tahu perasaan seorang anak tanpa adanya seorang ayah yang membimbingnya,
karena saya besar tanpa ayah saya. Makanya saya ingin menjadi sosok ayah yang
bisa mengajarkan mereka untuk berwirausaha. Mungkin sebagian dari mereka masih
punya ayah, tapi tidak semua ayah mampu dan tahu cara mendidik anaknya untuk
menjadi seorang entrepreneur.“.
Beliau menegaskan,“ Figur seorang ayah sangatlah penting ! “.
Karir
mantan petinggi PT. Lippo Karawaci dan PT. Sentul City ini sebagai seorang
pengusaha juga tidak serta merta langsung meningkat, namun tetap ada prosesnya
untuk mencapai sebuah kesuksesan. “ Makanya saya gak pernah setuju sama para
motivator yang mengajarkan tentang prinsip yang instan untuk mencapai sebuah
kesuksesan. Tidak ada namanya kesuksesan jika tidak melalui proses. “, ujar
pria berpostur tinggi tegap itu. Beliau masih menambahkan, “ Kalau hari ini
mengatakan bisa dan besok langsung sukses itu adalah pembohongan ! Tidak ada
itu ! Kalau memang betul apa yang mereka katakan, mengapa tidak mereka coba
saja sendiri buka usaha, property, showroom, dsb. Kalau mereka berhasil baru
saya akui mereka benar ! “, tegas pria tersebut.
Pemilik
2 buah rumah sakit dan sebuah usaha properti ini, mengingatkan pada setiap
orang muda yang ingin memulai bisnis untuk menghilangkan budaya “instan” dan yang
terpenting adalah mengatasi keraguan dalam diri sendiri. “ Musuh terbesar kita
adalah diri sendiri. Seorang pemanah bernama Jack Paul pernah berkata, “ setiap
kali aku mau membidikan anak panah musuh tebesarku selalu mengatakan “ Jangan!
“. Satu kali aku bertemu dengannya, kubuka cadarnya dan kulihat wajahku sendiri
! “. “, cerita pria yang juga menekuni
dunia fotografi.
Anak
pertama beliau, Veronica mengatakan bahwa dia dan keluarga sangat mendukung apa
yang dilakukan oleh papanya. “ Aku tahu isi hatinya papa, setiap hari dia
selalu menangis buat Indonesia. Jadi aku pribadi selalu mendukung apa yang papa
lakukan. “, ungkap wanita yang berparas cantik dan berkulit putih ini. Bagi dia
juga, sosok papanya adalah inspirasi dan tokoh yang sangat dia kagumi.
Sejalan
dengan Ika ( panggilan akrab Veronica ), sang suami yang juga menantu pertama
dari Andreas, Audy mengungkapkan bagaimana mertuanya itu menjadi tokoh utama di
dalam perjalanan karirnya. “ Papa sangat membantu aku mencapai apa yang aku
punya saat ini. Dialah orang yang selalu mengajariku untuk menjadi seorang entrepreneur, beliau sangat
menginspirasi saya. “, ungkap pria berkacamata itu.
Sosok
Andreas Nawawi juga menginspirasi seorang pemuda bernama Martin. Pemuda berumur
25 tahun ini adalah lulusan pertama program nurkhazanah.
“ Om Andreas itu orang yang punya visi yang besar dan sangat cinta Indonesia.
Saya banyak belajar dari beliau tentang menjadi seorang pengusaha yang besar
dan tetap memiliki hati yang cinta akan bangsanya. “, kata pria berdarah Batak
ini.
Terakhir,
Andreas menambahkan bahwa untuk mempertahankan kesuksesan dan menggapai yang
lebih tinggi, kita harus tetap rendah hati dan memiliki fondasi yang kuat. “
Ibarat tumbuhan, biarkanlah pohonnya tumbuh hanya semeter, tapi akarnya itu
menjulur panjang ke bawah maka dapat dipastikan tumbuhan ini lebih kokoh
daripada tumbuhan yang pohonnya tinggi menjulang tetapi akarnya pendek. “, kata
pria tersebut menambahi. Andreas Nawawi yang memiliki moto “ Better me for Better Indonesia “ mengakhiri dengan berkelakar, “
ngapain kita ngomong gede tentang siapa kita dan apa usaha kita. Kecil-kecil
saja omongannya yang penting duit yang masuk besar. Ha.. ha.. ha.. “.
( http://andreasnawawi.blogspot.com/ )
(
3 comments:
Thanks Ki
P andreas, dimana kita bisa join an, utk ikut dlm " nur khazanah" dan kapan pertemuan nya diadakan? Spy bisa ditraining sebagai enterpreuner muda , thanks gbu
sangat menginspirasi...tq pak Andreas
Post a Comment